Manikarnika: The Queen of Jhansi adalah karya sutradara Kangana Ranaut. Seperti film Bollywood pada umumnya yang berdurasi cukup panjang, film yang memiliki durasi 2 jam dan 28 menit ini dibintangi Kangana Ranaut, Atul Kurkani, Jisshu Sengupta, dan Suresh Oberoi. Film India terbaru dan juga 10 situs slot populer yang ditayangkan pada awal Januari 2019 kemarin ini menceritakan tentang perjuangan legenda Ratu Lakshmibai yang memperjuangkan tahta dan kemerdekaan para wanita India di zaman penjajahan Inggris melalui “pemberontakan India tahun 1857” dan perlawanannya terhadap Pemerintahan Raja Inggris. Film ini tentunya akan membuat para penonton terpukau meningat ini merupakan adaptasi dari kisah nyata
Kangana Ranaut, sutradara yang juga merupakan ratu Bollywood, melukiskan gambaran prajurit yang galak itu dengan menggambarkan rasa kesatria yang paling tinggi mengalir dalam darahnya.
Awal film menceritakan tentang kelahiran Manikarnika yang dimainkan oleh Kangana Ranaut di Vanarashi. Ia dibesarkan oleh Bajirao dan ayahnya di Bithoor. Yang mana membuat ia tumbuh dewasa dengan membawa sebuah anugerah yang tidak lazim bagi seorang wanita apalagi pada saat zaman penjajahan Inggris dahulu, yaitu keahlian bermain pedang dan panah.
Pada saat yang bersamaan manu muda yang sedang berlatih di hutan tengah membunuh seekor harimau dan hal tersebut dilihat oleh menteri Jhansi yang bernama Dixit-Ji. Karena terkesan akan kemampuannya, ia pun menjodohkan Manu muda dengan Raja Maratha yang merupakan pangeran negara bagian Jhansi bernama Gangadhar Rao. Pernikahan tersebut dirayakan dan disambut baik oleh para penduduk Jhansi. Secara resmi nama Manikarnika diubah menjadi “Lakhsmi Bai”
Raja dan Ratu yang abru menikah ini situs poker terpercaya pun banyak menghabiskan waktu bersama dan juga menjalin ikatan hubungan yang kuat. Disini juga Ratu Lakhsmi Bai belajar dan tidak mau menjalani tugas-tugas tradisional kaum perempuan dan lebih tertarik untuk belajar mengenai suasana politik Jhansi.
Ia kerap marah ketika ia mengetahui bahwa suaminya, raja Jhansi, juga ikut menundukkan kepala kepada seorang perwira Inggris, Gordon.
Berakhir putra Maharaja lahir, Sadashiv kelihatan mengincar seorang asisten yag membawa air suci menuju upacara penamaan bayi baru lahir, menyiratkan ia berada dibalik keracunan yang hasilnya membunuh Damodar Rao serta membikin Maharaj lemah menuju ranjang kematiannya.
Maharaj mengadopsi buah hati sehingga membikin Sadashiv kecewa, putranya tak diadopsi justru Ananda Rao putra seorang punggawa, yang kebetulan melarikan diri menuju Lakshmi Bai dinamai pewaris. Namanya berubah saat Lakshmi Bai memanggilnya Damodar Rao.
Sadashiv memberontak menolak patuh pada calon bupati ratu Lakshmi Bai dan juga diusir dari Jhansi. Berakhir sebagian bulan, Maharaja meninggal, The Company menginginkan mengaplikasikan Doctrine of Lapse dan juga mencaplok kerajaan Jhansi karena tak memiliki spesialis waris laki-laki.
Lakshmi Bai tak mengalah dan juga menolak mendapatkan praktik menjanda di masa itu. Sebaliknya ia mengambil tanggung jawab tahta untuk bisa memenuhi komitmennya kepada mendiang suaminya.
Inggris memaksanya mengosongkan istana, ia berjalan anggun ke desa dan disambut parade besar-besaran penduduk desa dipimpin Jhalkari Bai. Ini membikin naik pitam perwira Inggris. 1857 pemberontakan terjadi oleh Tentara India meletus situs judi slot terbaik dan terpercaya no 1 karena peluru minyak dikirim ke India.
Kisah berlanjut dengan intrik dan tragedi tewasnya Pangeran dan Raja Jhansi. Mereka berdua wafat lantaran racun dari kerabat kerajaan yang berkhianat.
Ratu Laksmibhai menolak tradisi pengasingan atas dirinya yang telah menjadi janda. Tak hanya menolak, ia bahkan menduduki tahta kerajaan Jhansi dan memulai perlawanan terhadap Kompeni Inggris.
Intinya, menurut kami film ini membawa pesan emansipasi dan jiwa patriot yang sangat dalam.